Kamis, 23 Februari 2017

Ilmu Pendidikan dan Landasan Kependidikan



Ilmu Pendidikan dan Landasan Kependidikan



BAB I
PENDAHULUAN

1.1      Latar Belakang
Kegiatan pendidikan merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh manusia, dan untuk manusia. Pendidikan juga sebagai sistem merupakan prses transformasi peserta didik agar menjadi manusia yang terdidik sesuai tujuan pendidikan yang ditetapkan.
Ilmu pendidikan memiliki cakupan yang sangat luas untuk dipelajari, bukan hanya sekedar pengertian namun adapula oyek dan sifat-sifat yang terkandung didalamnya. Sebagai seorang mahasiswa dan calon pendidik kita harus dapat mengetahui dan memahami isi serta makna dari ilmu pendidikan. Ilmu Pendidikan sendiri merupakan suatu ilmu pengetahuan yang membicarakan masalah-masalah tentang pendidikan.
Ilmu pendidikan ini merujuk pula pada berbagai landasan yaiu landasan formal dan materiil pendidikan. Landasan merupakan tempat bertumpu, titik tolak, dan pijakan dasar. Maka dari itu suatu negara harus memiliki landasan pendidikan yang kuat dalam praktik pendidikannya dan studi pendidikan aga terarah dengan baik. Kajian-kajian dari landasan pendidikan ini sangat penting untuk dipelajari agar memerikan dan membentuk wawasan yang tepat tentang pendidikan.

1.2   Perumusan Masalah
1.2.1    Apa pengertian dari ilmu pendidikan?
1.2.2   Apa yang dimaksud ilmu pendidikan sebagai ilmu?
1.2.3   Bagaimana sifat-sifat ilmu pendidikan?
1.2.4   Apa saja obyek-obyek dalam ilmu pendidikan?
1.2.5   Apa kegunaan ilmu pendidikan?
1.2.6   Apa pengertian dari landasan pendidikan?
1.2.7   Bagaimana penjabaran jenis-jenis landasan kependidikan?

1.3   Tujuan Penulisan
Tujuan dari dibuatnya laporan ilmu pendidikan dan landasan kependidikan adalah sebagai berikut :
1.3.1    Agar Mahasiswa mengetahui apa pengertian dari ilmu pendidikan
1.3.2   Agar mahasiswa memahami tentang ilmu pendidikan sebagai ilmu
1.3.3   Agar mahasiswa mengerti sifat-sifat ilmu pendidikan
1.3.4   Agar mahasiswa mengetahui dan mengerti obyek dalam ilmu pendidikan
1.3.5   Agar mahasiswa mampu mempelajari kegunaan ilmu pendidikan
1.3.6   Agar mahasiswa mampu mengetahui pengertian landasan kependidikan
1.3.7   Agar mahasiswa mampu memahami jenis-jenis landasan ilmu kependidikan

1.4   Manfaat Penulisan
Manfaat dari penulisan laporan ini adalah :
1.4.1    Mahasiswa mengetahui apa pengertian dari ilmu pendidikan
1.4.2   Mahasiswa memahami tentang ilmu pendidikan sebagai ilmu
1.4.3   Mahasiswa mengerti sifat-sifat ilmu pendidikan
1.4.4   Mahasiswa mengetahui dan mengerti obyek dalam ilmu pendidikan
1.4.5   Mahasiswa mampu mempelajari kegunaan ilmu pendidikan
1.4.6   Mahasiswa mampu mengetahui pengertian landasan kependidikan
1.4.7   Mahasiswa mampu memahami jenis-jenis landasan ilmu kependidikan


BAB II
PEMBAHASAN


2.1 Ilmu Pendidikan
2.1.1 Pengertian Ilmu Pendidikan
Ilmu pendidikan (Paedagogiek) berasal dari bahasa Yunani pedagogues, dan bahasa Latin paedagogus, yang berarti pemuda yang bertugas mengantar anak ke sekolah serta menjaga anak itu agar bertingkah laku susila dn disiplin.
Ilmu pendidikan dalam bahasa Inggris adalah pedagogy yang artinya sama dengan the study of educational  goals and proceses (English nd English, 1970: 376).
Ilmu Pendidikan merupakan (Pedagogik atau paedaggiek) merupkan ilmu pengetahuan yang berdiri sendiri. Berikut ini beberapa pengertian ilmu pendidikn menrut ahli :
-          Menurut Prof. Dr. M.J. Langeveld
Paedagogiek atau ilmu mendidik ialah suatu ilmu yang buan saja menelaah objeknya untuk mengetahui btapa keadan atau hakiki objek itu, melainkan mempelajari pula betapa hendaknya bertindak (Langeveld, fatsal 1).
-          Menurut Prof. Brodjonegoro dan Drs. Soetadjo
Ilmu pendidikan atau paedagogiek adalah teori pendidikan, perenungan tentang pendidikan. Dlam arti luas paedgogiek adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari soal-soal yang timbul dalm praktek pendidikan (Suwarno, 1982: 11).
-          Menurut Dr. Sutari Imam Barnadib
Ilmu pendidikan mempelajari suasana dan proses-prose pendidikan (Barnadib, 1986: 17).

-          Menurut Prof. Dr. N. Driyarkara
Ilmu pendidikan adalah pemikiran ilmiah tentang realitas yang kita sebut pendidikan (mendidik dan dididik). Pemikiran ilmiah bersifat kritis, metodis, dan sistematis (Driyarkara, 190:66).

2.2.2 Ilmu Pendidikan Sebagai Ilmu
Untuk bisa menjadi ilmu pengetahuan harus memenuhi syarat-syarat yang telah ditentukan. Syarat-syarat tersebut diantaranya memiliki obyek, metode, dan sistematika. Maka dari itu ilmu pendidikan ternyata juga temasuk ilmu pengetahuan, buktinya yaitu :
-          Tentang Obyek
Ada dua macam obyek ilmu pengetahuan, yaitu obyek material dan obyek formal. Obyek material sendiri boleh sama dengan ilmu pengetahuan yang lain, tetapi obyek formalnya harus berbeda. Pada ilmu pendidikan memiliki obyek material yaitu anak (manusia). Sedangkan obyek formalnya yaitu seperti usaha anak untuk menjadi manusia yang beradab serta semua yang dibicarakan dari ilmu pendidikan baik dasar-dasar yang memberikan landasan kepada usaha tersebut, pedoman-pedoman bagaimana usaha tersebut dilakukan, dan memberikan arah kemana usaha tersebut dtuju.

-          Tentang Metode
Dalam mengadakan penelitian-penelitian diperlukan metode-metode yang ilmiah yitu metode yang dapt dipertanggungjawabkan, dikontrol, dan dapat dibuktikan kebenarannya. Ilmu pendidikan telah menggunakan metode-metode ilmiah dalam penyelidikannya di antaranya ialah : metode observasi, metode angket, metode eksperiment, dan juga metode testing.
Oleh karena Ilmu Pendidikan dalam penyelidikannya selalu menggunakan metode yang ilmiah, maka ditinjau dari segi metode, ilmu pendidikn telah memenuhi syarat sebagai ilmu.



-          Tentang Sistematika
Dalam menguraikan ilmu pengetahuan diuraikan dengan jalan berpikir dan kecenderungan masing-masing. Sehingga tidak dapat dituntut suatu sistemtika tertentu, tetapi tidak berarti ilmu pendidikan tidak menggunakan sistmatika. Dengan menggolongkan berbagai masalah dan pembahasan masalah demi masalah dalam ilmu pendidikan, telah menunjukkan bahwa ilmu pendidikan menggunkan sistematika serta memenuhi syarat sistematika.

Dari bukti-bukti tersebut dapat diketahui bahwa Ilmu Pendidika memenuhi syarat pokok sebagai suatu ilmu pengetahuan yng berdiri sendiri. Ilmu pendidikan juga diterapkan dalam kehidupan sehari-hari (praktis) serta berkembang mengikuti perkembangan-perkembangan ilmu pengetahuan yang lain guna mendapatkan penemun-penemuan baru.

2.2.3 Sifat-Sifat Ilmu Pendidikan
Ilmu pendidikan sendiri membahas berbagai macam hal, baik bersifat teori, msalah segi pelaksanaan, pedoman, prinsip, dan sebagainya. Maka dari itu dapat diketahui sifat-sifat Ilmu pendidikan sebagai beikut :
- Bersifat Empiris
Ilmu pendidikan bersifat empiris karena obyeknya dapat dijumpai dalam dunia pengalaman.
- Bersifat Rokhaniah
Bersifat rokhaniah sebab situasi pendidikan berdasarkan atas tujuan manusia tidk membiarkan pada keadaan alamnya, namun memandangnya sebagai makhluk susila dan ingin membawanya kearah manusia susila berbudaya.
- Bersifat Historis
Dikarenakan memberikan uraian teoritis tentang sistem pendidikan sepanjang jaman dengan mengingat latas belakang kebudayaan dan filsafat yang berpengaruh pada jaman-jaman tertentu.
- Bersifat Deskriptif
Ilmu pendidikan bersifat deskriptif karena ilmu pendidikan itu menampakkan suatu penjelasan atau deskriptif.
- Bersifat Teoritis
Ilmu pendidikan bersifat teoritis yaitu dlam ilmu pendidikan mengandung perenungan, dimana perenungan itu merupakan segi teoritis dari pendidikan dalam praktek. Ilmu pendidikan teoritis tertuju pada penyusunan persoalan dan pengetahuan sekitar pendidikan secara ilmiah, bergerak dari praktek ke penyusunan teori dan penyusunan sistem pendidikan. Contoh yang termasuk pendidikan teoritis yaitu latar belakang filsafat.

- Bersifat Praktis
Bersifat praktis yang artinya segala sesuatu untuk dilaksanakan. Dimana, teori-teori, pedoman, prinsip yang telah dibuat dalam ilmu pendidikan teoitis nantinya tidak hanya diketahui dan direnungkan saja, tetapi juga dilaksanakan dalam praktek pendidikan. Teori mendahului praktek .
- Bersifat Normatif
Bersifat normatif maksudnya dalam mendidik seorang pendidik perlu mempengaruhi anak didik agar mampu menyesuaikan diri dan memiliki sifat-sifat tabiat, nilai-nilai, serta norma-norma yang sesuai dengan norma-norma susila. Tanpa adanya sifat ini, pendidikan bukanlah pendidikan lagi.

2.2.4 Obyek-Obyek Ilmu Pendidikan
Dalam pendidikan banyak segi-segi dan pihak-pihak yag terlibat baik secara langsung maupun tidak langsung. Adapun  obyek yang penting dan wajib ada dalam ilmu pendidikan yaitu :
-          Anak didik                  : Pihak yang menjadi obyek pokok dari pendidikan.
-          Pendidik                     : Pihak yang merupakan subyek dari pelaksanaan pendidikan.
-          Materi pendidikan      : Bahan-bahan atau pengalaman-pengalaman belajar yang disusun menjadi suatu kuikulum.
-          Metodologi pengajaran : Cara-cara bagaimana menyajikan materi pendidikan kepada anak didik.
-          Evaluasi pendidikan      : Cara-cara bagaimana mengadakan penilaian tehadap hasil belajar murid.
-          Alat-alat pendidikan    : Langkah-langkah atau tindakan guna menjaga kelangsungan pekerjan mendidik.
-          Milieu tau lingkungan sekitar      : Keadaan yang turut berpengaruh terhadap hasil pendidikan.
-          Dasar dan tujuan pendidikan       : Landasan yang menjadi fundament dari segala kegiatan pendidikan, dank e arah mana anak didik dibawa.

2.2.5 Kegunaan Ilmu Pendidikan
Kegunaan dapat diartikan sumbangan positif yang diberikan kepada manusia dan lingkungan pendidikannya. Berdasarkan tujuan ilmu pendidikan yaitu untuk menciptakan manusia yang beriman dan bertakwa, kegunaan ilmu pendidikan adalah :
-    Menambah wawasan keilmuan yang berkaitan dengan eksistensi Allah SWT. dan seluruh ciptaan-Nya kepada anak didik
-    Menguatkan iman dn memperkaya pandangan anak didik tentang sumber kehidupan manusia dan sumber ilmu pengetahuan
-    Menjadi jihad di jalan Allah SWT. Karen mengembangkan ilmu pendidikan merupakan ibadah
-    Membeikan ketrampilan hidup
-    Mencerdaskan anak didik
-    Membentuk akhlak mulia
-    Membentuk manusia yng memiliki kepedulian social
-    Mengembangkan lembaga pendidikan yang bonafide



Selain dari urian di atas kegunaan ilmu pendidikan meliputi tiga aspek penting, yaitu
a.    Kegunaan teoritis yitu mengembangkan teori ilmu pendidikan
b.    Mengompompromisasikan pendekatan pendidikan timur dan barat dan pendidikan nasional di Indonesia
c.    Mewujudkan anak didik yang berakhlakul kharimah, beriman dan berbudi luhur atau bertakwa kepada Allah SWT.

2.2 Landasan Kependidikan

2.2.1 Pengertian Landasan Pendidikan
Secara leksikal, landasan berarti tumpuan, dasar  atau alas, karena itu landasan merupakan tempat bertumpu atau titik tolak atau dasar pijakan. Titik tolak  atau dasar pijakan ini dapat bersifat material (contoh: landasan pesawat terbang); dapat pula bersifat konseptual (contoh: landasan pendidikan). Landasan yang bersifat koseptual identik dengan asumsi,  adapun asumsi dapat dibedakan menjadi tiga macam asumsi, yaitu aksioma, postulat dan premis tersembunyi.
Pendidikan antara lain dapat dipahami dari dua sudut pandang, pertama dari sudut praktek sehingga kita mengenal istilah praktek pendidikan, dan kedua dari sudut studi sehingga kita kenal istilah studi pendidikan.
Praktek pendidikan adalah kegiatan seseorang atau sekelompok orang atau lembaga dalam membantu individu atau sekelompok orang untuk mencapai tujuan pedidikan. Kegiatan bantuan dalam praktek pendidikan dapat berupa pengelolaan pendidikan (makro maupun mikro), dan dapat berupa kegiatan pendidikan (bimbingan, pengajaran dan atau latihan).
Studi pendidikan adalah kegiatan seseorang atau sekelompok orang dalam rangka memahami pendidikan.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa landasan pendidikan adalah asumsi-asumsi yang menjadi dasar pijakan atau titik tolak  dalam rangka praktek pendidikan dan atau  studi pendidikan.

2.2.2 Jenis-jenis Landasan Pendidikan
1.   Landasan Filosofis
a.   Pengertian Landasan Filosofis
Landasan filosofis bersumber dari pandangan-pandangan dalam filsafat pendidikan, menyangkut keyakianan terhadap hakekat manusia, keyakinan tentang sumber nilai, hakekat pengetahuan, dan tentang kehidupan yang lebih baik dijalankan. Aliran filsafat yang kita kenal sampai saat ini adalah Idealisme, Realisme, Perenialisme, Esensialisme, Pragmatisme dan Progresivisme dan Ekstensialisme
a)     Esensialisme
Esensialisme adalah mashab pendidikan yang mengutamakan pelajaran teoretik (liberal arts) atau bahan ajar esensial.
b)    Perenialisme
Perenialisme adalah aliran pendidikan yang megutamakan bahan ajaran konstan (perenial) yakni kebenaran, keindahan, cinta kepada kebaikan universal.
c)     Pragmatisme dan Progresifme
Pragmatisme adalah aliran filsafat yang memandang segala sesuatu dari  nilai kegunaan praktis, di bidang pendidikan, aliran ini melahirkan progresivisme yang menentang pendidikan tradisional.
d)     Rekonstruksionisme
Rekonstruksionisme adalah mazhab filsafat pendidikan yang menempatkan sekolah/lembaga pendidikan sebagai pelopor perubahan masyarakat.
b.   Pancasila sebagai Landasan Filosofis Sistem Pendidikan Nasional
Pasal 2 UU RI No.2 Tahun 1989 menetapkan bahwa pendidikan nasional berdasarkan pancasila dan UUD 1945, sedangkan Ketetapan MPR RI No. II/MPR/1978 tentang P4 menegaskan pula bahwa Pancasila adalah jiwa seluruh rakyat indonesia, kepribadian bangsa Indonesia, pandangan hidup bangsa Indonesia, dan dasar negara Indonesia.
2.    Landasan Sosiologis
a.   ­Pengertian Landasan Sosiologis
Dasar sosiologis berkenaan dengan perkembangan, kebutuhan dan karakteristik masayarakat.Sosiologi pendidikan merupakan analisi ilmiah tentang proses sosial dan pola-pola interaksi sosial di dalam sistem pendidikan. Ruang lingkup yang dipelajari oleh sosiologi pendidikan meliputi empat bidang:
1.  Hubungan sistem pendidikan dengan aspek masyarakat lain.
2.  Hubungan kemanusiaan.
3.  Pengaruh sekolah pada perilaku anggotanya.
4.  Sekolah dalam komunitas,yang mempelajari pola interaksi antara
sekolah dengan kelompok sosial lain di dalam komunitasnya.
3.    Landasan Kultural
a.   Pengertian Landasan Kultural
Kebudayaan dan pendidikan mempunyai hubungan timbal balik, sebab kebudayaan dapat dilestarikan/ dikembangkan dengan jalur mewariskan kebudayaan dari generasi ke generasi penerus dengan jalan pendidikan, baik secara formal maupun informal.
Anggota masyarakat berusaha melakukan perubahan-perubahan yang sesuai dengan perkembangan zaman sehingga terbentuklah pola tingkah laku, nilai-nilai,dan norma-norma baru sesuai dengan tuntutan masyarakat. Usaha-usaha menuju pola-pola ini disebut transformasi kebudayaan. Lembaga sosial yang lazim digunakan sebagai alat transmisi dan transformasi kebudayaan adalah lembaga pendidikan, utamanya sekolah dan keluarga.
b.   Kebudayaan Sebagai Landasan Sistem Pendidikan Nasional
Pelestarian dan pengembangan kekayaan yang unik di setiap daerah itu melalui upaya pendidikan sebagai wujud dari kebineka tunggal ikaan masyarakat dan bangsa Indonesia. Hal ini haruslah dilaksanakan dalam kerangka pemantapan kesatuan dan persatuan bangsa dan negara indonesia sebagai sisi ketunggal-ikaan.
4.  Landasan Psikologis
a.  Pengertian Landasan Psikologis
Dasar psikologis berkaitan dengan prinsip-prinsip belajar dan perkembangan anak. Pemahaman terhadap peserta didik, utamanya yang berkaitan dengan aspek kejiwaan merupakan salah satu kunci keberhasilan pendidikan. Oleh karena itu, hasil kajian dan penemuan psikologis sangat diperlukan penerapannya dalam bidang pendidikan.
Sebagai implikasinya pendidik tidak mungkin memperlakukan sama kepada setiap peserta didik, sekalipun mereka memiliki kesamaan. Penyusunan kurikulum perlu berhati-hati dalam menentukan jenjang pengalaman belajar yang akan dijadikan garis-garis besar pengajaran serta tingkat kerincian bahan belajar yang digariskan.
b.   Perkembangan Peserta Didik sebagai Landasan Psikologis
Pemahaman tumbuh kembang manusia sangat penting sebagai bekal dasar untuk memahami peserta didik dan menemukan keputusan dan atau tindakan yang tepat dalam membantu proses tumbuh kembang itu secara efektif dan efisien.


5.    Landasan Ilmiah dan Teknologis
a.   Pengertian Landasan IPTEK
Kebutuhan pendidikan yang mendesak cenderung memaksa tenaga pendidik untuk mengadopsinya teknologi dari berbagai bidang teknologi ke dalam penyelenggaraan pendidikan. Pendidikan yang berkaitan erat dengan proses penyaluran pengetahuan haruslah mendapat perhatian yang proporsional dalam bahan ajaran, dengan demikian pendidikan bukan hanya berperan dalam pewarisan IPTEK tetapi juga ikut menyiapkan manusia yang sadar IPTEK dan calon pakar IPTEK itu. Selanjutnya pendidikan akan dapat mewujudkan fungsinya dalam pelestarian dan pengembangan iptek tersebut.
b.   Perkembangan IPTEK sebagai Landasan Ilmiah
Iptek merupakan salah satu hasil pemikiran manusia untuk mencapai kehidupan yang lebih baik, yang dimualai pada permulaan kehidupan manusia. Lembaga pendidikan, utamanya pendidikan jalur sekolah harus mampu mengakomodasi dan mengantisipasi perkembangan iptek. Bahan ajar seyogyanya hasil perkembangan iptek mutahir, baik yang berkaitan dengan hasil perolehan informasi maupun cara memperoleh informasi itu dan manfaatnya bagi masyarakat.
6.   Landasan Religius
Landasan religius pendidikan, yaitu asumsi-asumsi yang bersumber dari religi atau agama yang menjadi titik tolak dalam rangka praktek pendidikan dan atau studi pendidikan.
Pemahaman agama di sekolah sangat penting untuk pembinaan dan penyempurnaan pertumbuhan kepribadian anak didik, karena pendidikan agama mempunyai dua aspek penting yaitu :
-          Aspek pertama dari pendidikan agama, adalah ditujukan kepada jiwa atau pembentukan kepribadian.
-          Aspek kedua dari pendidikan agama, adalah ditujukan kepada pikiran atau pengajaran agama itu sendiri.
Ada beberapa peran agama dalam kesehatan mental, antara lain :
1. Dengan agama dapat memberikan bimbingan dalam hidup
2. Aturan agama dapat menentramkan batin.
3. Ajaran agama sebagai penolong dalam kebahagiaan hidup
4. Ajaran agama sebagai pengendali moral
5. Agama dapat menjadi terapi jiwa
6. Agama sebagai pembinaan mental

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Ilmu Pendidikan merupakan (Pedagogik atau paedaggiek) merupkan ilmu pengetahuan yang berdiri sendiri. Maka dari itu ilmu pendidikan juga termasuk ilmu pengetahuan karena telah memenuhi syarat baik secara obyeknya, metodenya, dan sistematik yang digunakan. Sifat-sifat ilmu pendidikn sendiri diantaranya bersifat empiris, rokhniah, historis, deskriptif, teoritis, normtif, dan praktis.
Ada banyak pihak yang terlibat dalam pendidikan, oleh karena itu adapun obyek-obyek dari ilmu pendidikan yaitu anak didik, pendidik, materi pendidikan, metodologi pengajaran, evaluasi pendidikan, alat-alat pendidikan, milieu atau lingkungn sekitar, dasar dan tujuan pendidikan. Ilmu pendidikan sendiri juga memiliki bnyak kegunaan dintaranya kegunaan teoritis, mengompromisasikan pendekatan Pendidikn Timur dan Barat, pendidikan nasional Indonesia, dan mewujudkan anak didik yang berakhlakul karimah, beriman, dan berbudi luhur atau bertakwa kepada Allah SWT.
Landasan Kependidikan sendiri merupakan asumsi-asumsi yang menjadi dasar pijakan atau titik tolak  dalam rangka praktek pendidikan dan atau  studi pendidikan. Jenis-jenis landasan pendidikan yaitu landasan filosofis, sosiologis, kultural, ilmu pengetahuan dan teknologi, serta psikologis. Semua landasan ini memiliki arti dan penggmbarannya sendiri-sendiri.
3.2 Saran      
Sebagai mahasiswa harusnya lebih meningkatkan pengetahuan dan wawasan tentang ilmu pendidikan dan landasan kependidikan. Hal ini tidak hanya bermanfaat untuk para pendidik tapi juga untuk mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan serta masyarakat umum.


DAFTAR PUSTAKA

Indrakusuma, Drs. Amir Daien. 1973. Pengantar Ilmu Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional
Drs. Tatang S., M.Si. 2012. Ilmu Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia
Tanlain, Drs. Wens (utama). 1992. Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama
Callhan, J.F. and Clark, L.H. 1983. Foundation Of Educations. New York: Mcmilan Publishing
Mudyhrdjo, Redja. 1955. Filsafat Pendidikan (Sebuah Studi Akademik). Bandung: Juusan FSP FIP
http://claudinaprameswari.blogs.uny.ac.id/2015/10/26/pendidikan-sebagai-ilmu/













LAMPIRAN

1.     Artikel Bahasa Inggris
  
EDUCATIONAL FOUNDATION

            Education, among others, can be understood from the point of view. activities of a person or group or institutions in helping individuals to achieve the goal of education, is to develop students' potentials to become a man of faith, noble, healthy, knowledgeable, skilled, creative, independent and become citizens of a democratic and responsible.
is learn a series of activities leading to the maturation towards a more meaningful life
 
            Kind type of educational foundation :

1.Religious education
Education religious grounding an assumption derived from the teachings of the religion that the starting point of education.

2. Philosophical education
Educational foundation is the philosophical assumptions derived from the philosophy that made the starting point of education.

3.Pendidikan juridical law
Assumptions derived from the legislation in force, which is used as a starting point in education.

4.Scientific education
Assuming that originates from a specific discipline which is used as the starting point of education.