Selasa, 06 Juni 2017

Guru Profesional dan Eksistensinya di Era Global

Guru Profesional dan Eksistensinya di Era Global

Dalam era globalisasi yang pesat saat ini, kemajuan bangsa dipertaruhkan karena kurangnya pendidikan yang baik dan merata di Indonesia. Indonesia yang berada di daerah nagara kedua yaitu merupakan negara berkembang dikancah internasional yang harus dapat melakukan pembangunan besar dan berkesinambungan agar mampu terus bersaing dengan bangsa lain. Pembangunan skala besar dan berkesinambungan tersebut masih belum dapat dilakukan karena minimnya sumber daya manusia yang berkualitas untuk dapat menjadi penerus bangsa yang akan mendorong bangsa Indonesia kearah yang lebih maju. Tidak hanya itu, sekarang banyak orang yang cerdas tetapi kecerdasannya tersebut digunakan untuk membodohi orang lain. Para koruptor yang mencuri uang Negara kebanyakan adalah orang yang cerdas tetapi moralnya buruk. Minimnya sumber daya manusia yang berkualitas dalam pengetahuan dan moral dikarenakan pendidikan yang kurang sempurna dan tidak merata ke seluruh negeri. Dalam hal ini dibutuhkan guru atau pendidik yang banyak dan profesional. Keberadaan seorang guru sangat dibutuhkan di era globalisasi.
Di era globalisasi ini, masih banyak kejadian seperti timbulnya suatu permasalah atau kasus yang ada dalam lingkungan masyarakat. Namun meski banyak orang didaerah tersebut termasuk dalam kalangan orang yang berpendidikan, tetap saja masalah yang timbul di lingkunagn masyarakat tidak bisa diatasi dengan baik atau bahkan hanya membiarkan masalah tersebut mereda tanpa diatasi lebih lanjut. Dari masalah ini dapat diketahui bahwa pendidikan yang ada di Indonesia masih belum dapat mengatasi masalah yang ada pada masyarakat, sehingga seharusnya seorang guru yang profesional dapat mendekatkan atau menyatukan antara masalah tersebut dengan pengetahuan yang diajarkan. Jadi tidak hanya mengajar, mendidik, menilai, mengawasi, tetapi juga memberikan moral, dan menyangkutpautkan pengetahuan dalam pembelajaran dengan masalah yang biasa muncul dalam masyarakat sehingga ketika muncul permasalahan dalam masyarakat, peserta didik sudah mampu memberikan solusi yang tepat bagi permasalahan tersebut.
Guru adalah suatu jabatan profesional yaitu jabatan yang memerlukan keahlian tertentu dan keahlian tersebut selalu mewarnai cara pengambilan keputusan dan pelaksanaan tugas atau pekerjaannya. Keahlian juga harus dipelajari berdasarkan landasan intelektual yang memadai melalui pendidikan prajabatan yang relavan pada tingkat pendidikan tinggi dalam waktu yang relatif lama. Di samping itu dalam pelaksanaan tugasnya guru harus memiliki dedikasi dan tanggung jawab kepada masyarakat dengan menggunakan teknik dan prosedur ilmiah yang relavan dengan bidang keguruannya (Masyhud, 2017: 7).
Dalam keadaan ini guru dituntut untuk menjadi seorang pendidik yang profesional untuk dapat mendidik anak didik menjadi penerus bangsa yang dapat membangun bangsa Indonesia. Tugas guru ini, menjadi tugas berat yang harus dipikul oleh guru dan harus dipertanggungjawabkan dimasa depan. Dengan tugas guru yang berat ini, guru profesional harus dapat menguasai berbagai hal untuk membantu tugasnya seperti menguasai teknologi informasi, inovasi, sumber daya alam, dapat mengajar dengan bahasa inggris, dan lain-lain. Namun dalam melakukan tugasnya tersebut, terkadang alat pendukung pembelajaran masih kurang atau bahkan tidak ada. Namun ketidaktersediaan sarana dan prasarana tersebut tidak dapat dijadikan alasan untuk tidak menjadi guru yang profesional.
Tugas-tugas guru tersebut akan semakin terasa lebih berat dan kompleks apabila dihadapkan dengan luapan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, tetapi dengan dukungan fasilitas yang minim dan dengan iklim kerja yang belum menyenangkan (masyhud, 2017: 14). Tuntutan tugas guru meningkat Karena mengaitkan pengetahuan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Hal ini disebabkan oleh masyarakat juga harus dapat menguasai teknologi juga, sedangkan masyarakat dari dulu telah menganggap bahwa sekolah adalah pintu gerbang dalam mengajar perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dengan kata lain, masyarakat membutuhkan sekolah yang baik dengan guru-guru yang profesional.
Banyak guru atau pendidik yang memiliki keahlian dibidangnya tidak melakukan tugasnya dengan baik atau bisa dibilang tidak profesional. Dengan begitu, banyak anak didik yang mengeluh akan kurangnya profesionalitasan guru tersebut dalam mengajar. Karena adanya guru yang tidak profesional, seringkali guru menjadi kambing hitam atas nilai anak didik yang kurang baik dan dimintai pertanggungjawaban dari wali murid. Jika kejadian ini terus berlanjut, ditakutkan kualitas anak didik yang merupakan sumber daya manusia, memiliki kualitas yang buruk dan tidak kreatif yang nantinya akan bingung mencari lapangan pekerjaan buakannya membuat lapangan pekerjaan, jika tidak mendapatkan pekerjaan maka akan beralih ke pengangguran. Kualitas sumber daya manusia yang buruk akan menjadi penghambat pembangunan bangsa menjadi negara maju. Hal ini terjadi karena dana atau anggaran yang seharusnya dianggarkan pada pembangunan malah digunakan untuk membantu para pengangguran untuk membuat lapangan pekerjaan atau digunakan untuk bantuan pendidikan pada masyarakat agar masyarakat dapat menyekolahkan anaknya dan membangun negara dari awal lagi. Inti permasalahannya adalah guru yang tidak profesional mampu menghambat pembangunan nasional.

Jadi dalam era global ini, sangat dibutuhkan guru profesional yang tidak hanya memberikan pengetahuan saja tetapi juga dapat memberikan pesan dan kesan moral agar dapat dikembangkan dan dilakukan oleh anak didik, dalam jumlah yang banyak supaya merata ke seluruh pelosok negeri. Dengan cara ini pembangunan skala besar dapat dilakukan dengan mudah.

Makalah Permasalahan Pendidikan di Daerah Terpencil


MAKALAH PROFESI KEPENDIDIKAN
PERMASALAHAN PENDIDIKAN DI DAERAH TERPENCIL



                                                               Oleh
Nama                  : Salma Khatami Alhadi
NIM                   : 160210103096
Program Studi    : Pendidikan Biologi



PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2016


BAB I PENDAHULUAN


1.1  Latar Belakang

Pendidikan adalah salah satu hak asasi manusia dan sudah semestinya semua masyarakat di Indonesia mendapatkan pendidikan yang layak. Pendidikan adalah salah satu jalan utama untuk meningkatkan kualitas kehidupan, manusia terutama di Indonesia. Kurangnya sarana dan prasana dari pemerintah akan membuat semakin terpuruknya generasi muda bangsa Indonesia di era globalisasi dan dikancah internasional. Kurangnya sarana dan prasarana, jumlah guru yang terbatas, fasilitas yang tidak memadai di daerah terpencil sering menjadi suatu masalah yang sering dianggap sebagai faktor utama kurangnya pendidikan di daerah terpencil. Jumlah guru yang sedikit di daerah terpencil terjadi karena kurangnya perhatian dari pemerintah atas gaji dan tunjangan yang diterima oleh guru di daerah terpencil. Kurangnya perhatian dari pemerintah berakibat pada kurangnya minat generasi muda untuk menjadi tenaga pendidik yang menjadi faktor pembangun bangsa.
Kurangnya perhatian dan pengawasan orang tua terhadap pendidikan dan masa depan anaknya juga sangat dibutuhkan karena, saat ini pemerintah sudah memberikan tunjangan bagi peserta didik yang kurang mampu namun, orang tua menggunakan dana tersebut bukan untuk kebutuhan belajar pembelajaran peserta didik. Jika kualitas pendidikan di Indonesia tetap terpuruk dan tidak merata, maka rencana pembangunan yang telah dibuat oleh pemerintah tidak akan berjalan, karena jika dana dan perhatian yang harusnya tertuju pada pembangunan negara akan terhambat oleh banyaknya pengangguran dan masyarakat yang memiliki ekonomi menengah ke bawah. Sehingga Indonesia akan menjadi negara berkembang selamanya. dengan kurangnya perhatian dari pemerintah, masyarakat yang merasa tidak atau kurang perhatian dapat memberontak dan meminta untuk memisahkan diri dari Negara Indonesia untuk membentuk negaranya sendiri dan dapat memajukan kondisi masyarakat di daerah tersebut.




1.2  Masalah

1.2.1   Apa yang dimaksud dengan pendidikan dan pentingnya pendidikan?
1.2.2   Apa saja kendala pendidikan di daerah terpencil?
1.2.3   Bagaimana dampak pendidikan yang terhambat bagi suatu negara dan masyarakat?
1.2.4   Apa solusi yang dapat diterapkan untuk pendidikan di daerah tertinggal?

1.3  Tujuan

Makalah ini bertujuan untuk menguraikan seluk-beluk dari pendidikan. Dimana seluk-beluk itu meliputi pengertian dan manfaat pendidikan, kendala, dampak, dan solusi pendidikan di daerah terpencil serta untuk menyelesaikan tugas Profesi Kependidikan.

1.4  Manfaat

Dengan uraian masalah-masalah diatas, seluruh komponen masyarakat dan pemerintah memiliki perhatian lebih terhadap pendidikan di daerah terpencil. Dengan perhatian yang lebih tersebut diharapkan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) bukan menjadi bagian dari negara berkembang, melainkan sudah masuk ke dalam kelompok negara maju.


BAB II ISI


2.1 Pengertian Pendidikan dan Pentingnya Pendidikan

Ilmu pendidikan (Paedagogiek) berasal dari bahasa Yunani pedagogues, dan bahasa latin paedagogus, yang berarti pemuda yang bertugas mengantar anak ke sekolah serta menjaga anak itu agar bertingkah laku susila dan disiplin. Ilmu pendidikan dalam bahasa Inggris adalah pedagogy yang artinya sama dengan the study of educational goals and proceses (English nd English, 1970: 376).
Menurut Theodore Brameld (1978), pendidikan memiliki fungsi yang luas yaitu sebagai pengayom dan pengubah kehidupan suatu masyarakat jadi lebih baik dan membimbing masyarakat yang baru supaya mengenal tanggung jawab bersama dalam masyarakat. Jadi pendidikan adalah sebuah proses yang lebih luas dari sekedar periode pendidikan di sekolah. Pendidikan adalah sebuah proses belajar terus menerus dalam keseluruhan aktifitas sosial sehingga manusia tetap ada dan berkembang.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa pendidikan adalah sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran untuk peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. Pendidikan sangat penting bagi keberlangsungan negara dan generasi berikutnya, karena pendidikan adalah salah satu jalan utama untuk meningkatkan kualitas kehidupan, manusia terutama di Indonesia

2.3 Kendala Pendidikan di Daerah Terpencil

Masyarakat di daerah terpencil telah membiasakan anaknya untuk bekerja di usia yang masih muda atau usia untuk menerima pendidikan, hal ini dikarenakan perekonomian mereka yang masih kurang untuk kebutuhan hidup mereka. Dari masalah ini, akan sangat sulit untuk membujuk para orang tua untuk menyekolahkan anak mereka. Padahal untuk menyiapkan kehidupan sehari-hari saja sulit, apalagi menyiapkan dana bagi anaknya yang sekolah. Oleh karena itu mereka enggan untuk menyekolahkan anak mereka di sekolah yang memiliki fasilitas yang memadai, dan lebih memilih sekolah yang memiliki fasilitas yang rendah atau jelek agar biayanya lebih murah.
Sarana dan prasarana yang jauh dari kata memadai juga menjadi sebab terhambatnya proses pendidikan. Hal ini disebabkan oleh kurangnya fasilitas yang sangat penting seperti meja, kursi, lantai, bangunan, dan papan tulis yang tidak bisa diangkut ke sekolah karena jalan atau tempat yang terpencil sehingga sulit untuk dijangkau. Selain itu fasilitas pendukung lain seperti laboratorium, listrik, dan buku yang tidak didapatkan pada sekolah di daerah terpencil. Masih terdapat sekolah yang tidak layak dikarenakan lantai yang berdebu dan plafon yang pecah dapat membahayakan kesehatan dan keamanan peserta didik. Kondisi seperti ini tidak layak untuk menjadi tempat bagi perserta didik untuk melakukan pembelajaran.
Dalam pendidikan, pendidik adalah faktor yang sangat penting. Namun, jumlah dan keprofesionalannya yang masih sangat kurang. Alasan yang paing utama dari kurangnya pendidik di daerah terpencil adalah jauh dan sulitnya akses untuk sampai ke sekolah, kurangnya tunjangan serta gaji, dan kurangnya fasilitas dan hiburan. Hal ini terjadi karena jauhnya daerah tersebut dari pusat keramaian atau kota. Bahkan untuk mencapai kota terdekat harus menggunakan pesawat terbang kecil, seperti yang terjadi di Papua. Sehingga hanya masyarakat yang secara sukarela saja, yang mau menjadi seorang pendidik dan masyarakat atau warga itu kurang memiliki pengetahuan serta kemampuan pedagogi yang semestinya dimiliki oleh seorang pendidik. Jadi guru-guru hanya berbuat sebatatas yang mereka tahu saja, tanpa mengikuti kurikulum atau petunjuk yang benar dan keprofesionalannya masih kurang untuk menjadi seorang pendidik yang baik.
Semakin melemahnya peran negara dalam pemberian bantuan kepada sekolah di daerah terpencil karena ada tekanan utang dan adanya kebijakan untuk membayar utang negara. Pembayaran utang tersebut sebesar 25% dari jumlah uang APBN.sehingga pemerintah daerah sendiri yang harus membangun revolusi dalam menangani masalah dibidang pendidikan dari keuangan daurah atau APBD.
Kurangnya perhatian pemerintah terhadap sekolah di daerah terpencil juga dapat mengakibatkan kondisi sekolah yang memprihatinkan dan jumlah sekolah yang sangat sedikit. Sehingga jumlah minat calon peserta didik juga berkurang dan akan bekerja saja.

2.4 Dampak Pendidikan yang Terhambat Bagi Suatu Negara dan Masyarakat

Pendidikan yang terhambat dapat membuat perencanaan pembangunan negara menjadi terhambat pula karena adanya masalah yang ditimbulkan oleh pendidikan yang buruk. Pendidikan yang buruk dapat menyebabkan kualitas sumber daya manusia yang buruk, sehingga generasi yang seharusnya menjadi penerus pembangunan bangsa, menjadi penghambat pembangunan, karena sibuk mencari lamaran pekerjaan bukannya membuat lapangan pekerjaan. Selain itu, dari sumber daya manusia yang buruk dapat menimbulkan kerusakan lingkungan karena kurangnya pengetahuan yang dimiliki mengenai lingkungan. Sehingga sumber daya alam yang seharusnya menjadi modal pembangunan bangsa menjadi rusak dan tidak dapat dipakai lagi. Pendidikan yang buruk dan perhatian yang kurang dari pemerintah akan menyebabkan adanya keinginan beberapa masyarakat untuk memisahkan diri dari negara untuk membangun negaranya sendiri, seperti yang terjadi pada Maluku dan Papua.

2.5 Solusi yang Dapat Diterapkan untuk Pendidikan di Daerah Tertinggal

Pemikiran seluruh komponen masyarakat harus dibenahi bahwa dengan para orang tua yang menyekolahkan anaknya, maka secara tidak langsung para orang tua itu memlakukan investasi besar bagi masa depan anak, keluarga, dan negara. Perlunya perhatian yang lebih dari pemerintah mengenai sekolah di daerah terpencil karena pemerataan pendidikan akan berdampak besar bagi pembangunan bangsa dengan adanya bantuan seperti sekolah gratis, pembangunan sekolah yang memiliki fasilitas baik, pembuatan akses jalan yang mudah ke sekolah, pembangunan fasilitas pendukung seperti hiburan, penberian gaji dan tunjangan yang dapat membuat minat dari masyarakat untuk menjadi tenaga pendidik di daerah terpencil, pembangunan akses internet dan listrik yang cukup bagi daerah tersebut, mengangkat guru honor dan kontrak, mutasi guru secara berkala dan terbuka. Masih banyak cara untuk mengatasi pendidikan di daerah terpencil, tergantung seluruh komponen masyarakat yang melakukannya dengan berkala dan berkesinambungan dengan masalah yang ada di setiap daerah.



BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

3.1.1  Pendidikan adalah sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran untuk peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. Pendidikan adalah pondasi utama pembangunan bangsa.
3.1.2 Kendala pendidikan di daerah terpencil adalah sarana dan prasana yang kurang memadai, jumlah dan kualitas tenaga pendidik yang buruk, tidak adanya kesadaran dari masyarakat pentingnya pemdidikan, kurangnya perhatian dari pemerintah, akses jalan, listrik, dan internet yang sangat buruk atau bahkan tidak ada, serta biaya pendidikan yang mahal.
3.1.3 Solusi dari berbagai kendala pendidikan di daerah terpencil adalah pemikiran seluruh komponen masyarakat harus dibenahi, perlunya perhatian yang lebih dari pemerintah baik untuk sekolah, tenaga pendidik, dan pelajarnya, serta perbaikan semua sarana dan prasarana tidak hanya di sekolah itu saja, tetapi juga di daerah tersebut.

3.2 Saran
Era globalisasi selalu menuntut adanya perubahan yang terjadi didalam dunia pendidikan nasional untuk menjadi lebih baik sehingga mampu bersaing di segala bidang. Cara agar bangsa Indonesia tidak tertinggal dengan negara lain adalah meningkatkan mutu pendidikan nasional baik dikota maupun di daerah terpencil. Peningkatan kualitas pendidikan di daerah terpencil harus dibarengi dengan adanya kerjasama seluruh lapisan masyarakat dan pemantauan oleh pemerintah pusat maupun daerah. Dengan demikian kualitas dan mutu pendidikan akan meningkat dan pembangunan negara dapat berjalan dengan baik sehingga mampu bersaing dikancah internasional.

Jumat, 10 Maret 2017

MORFOLOGI AKAR (RADIX)

AKAR (RADIX)

Akar adalah bagian pokok tumbuhan setelah batang dan daun bagi tumbuhan kormus.
Akar memiliki sifat-sifat berikut :
1.      Merupakan bagian tumbuhan yang biasanya berada di dalam tanah dengan arah tumbuh ke pusat bumi (geotropisme) atau menuju ke air (hidrotopisme).
2.      Tidak memiliki ruas dan buku.
3.       Warnanya keputih-putihan.




4.      Ujungnya terus tumbuh hingga panjang maksimum dari tumbuhan.
5.      Buntuk dari ujung akar biasanya meruncing agar dapat menembus tanah.

Akar memiliki tugasnya tersendiri yaitu menjadi penunjang tubuh tumbuhan, menyerap air dan unsur hara untuk keperluan fotosintesis dan biasanya sebagai tempat cadangan makanan. Pada umumnya akar dapat dibedakan sebagai berikut :
1.      Pangkal akar atau leher akar (collum), yaitu bagian akar yang bersambungan dengan pangkal batang.
2.      Ujung akar (Iapex radicis), yaitu  bagian akar yang paling muda dan terdiri atas jaringan-jaringan yang masih mengadakan pembelahan (meristem).
3.      Batang akar (corpus radicis), bagian akar yang terdapat diantara leher akar dan ujungnya.
4.      Cabang-cabang akar (radix lateralis), yaitu bagian bagian akar yang tak langsung bersambungan dengan pangkal batang, tetapi keluar dari akar pokok dan masing-masing dapat mengadakan pembelahan lagi.




5.      Serabut akar (fibrila radicalis), cabang akar yang halus-halus dan berbentuk serabut.
6.      Rambut akar (pilus radicalis), yaitu bagian akar yang sebenarnya adalah penonjolan sel-sel kulit luar akar yang panjang. Bagian ini berfungsi memperluas bidang penyerapan akar. Rambut akar selalu bersifat sementara, artinya umurnya pendek dan hanya terdapat pada bagian ujung saja. Jika rambut akar telah panjang, maka bagian terjauh akan mati dan digantikan dengan ujung yang baru.
7.      Tudung akar (calyptra), bagian akar yang letaknya paling ujung dan memiliki rootcape sebagai pelindung dari gesekan akar dengan tanah ketika akar sedang menembus tanah. Sehingga bagian ini memiliki bagian yang pinggirnya selalu aus dan dari bagian dalam yang au situ diganti dengan bagian yang baru.

Tumbuhan dibedakan menjadi dua menurut system perakaran :
a.      Sistem akar tunggang
Jika akar lembaga terus tumbuh membentuk akar pokok yang bercabang-cabang menjadi akar yang lebih kecil-kecil. Akar pokok berasal dari akar lembaga disebut akar tunggang. (radix primaria). Susunan akar yang demikian biasa terjadi pada tumbuhan berbiji belah (dicotyledoneaeae) dan tumbuhan berbiji telanjang (gymnospermae).
b.      Sistem akar serabut
Akar serabut terjadi jika akar lembaga dalam perkembangan selanjutnya mati dan kemudian disusul oleh sejumlah akar yang kurang lebih sama besar dan semuanya keluar dari pangkal batang.




Akar tunggang hanya ada pada tumbuhan yang ditanam dari biji saja walaupun dari jenis tanaman dikotil semua tumbuhan tak akan memiliki akar tunggang jika tidak ditanam dari biji, seperti tanaman yang ditanam dari hasil budidaya yang di cangkok.
Melihat dari perkecambahan dan bentuknya, akar dibagi menjadi 2, yaitu :
a.      Akar tunggang
Akar tunggang adalah akar yang tidak bercabang atau bercabang sedikit dan jika sekalipun bercabang, cabang ini adalah bulu atau rambut akar. Akar tunggang seringkali berhubungan dengan fungsinya sebagai tempat cadangan makanan seperti wortel dan lobak. Beberapa tumbuhan yang berakar tunggang memiliki bentuk yang istimewa seperti :
1.      Berbentuk seperti tombak, yang pangkalnya besar dan meruncing ke bawah contohnya wortel (Daucus carota l.), lobak (Raphanus sativus L). akar yang seperti ini disebut akar tombak atau pena.



2.      Berbentuk seperti gasing, pangkal akar besar membulat contohnya seperti pada bengkuang (Pachyrrhizus erosus Urb) dan biet (Beta vulgaris L.). menurut bentuknya akar ini dinamakan akar gasing.

 


3.      Berbentuk seperti benang, jika akar tunggang kecil panjang seperti akar serabut dan sedikit sekali bercabang tetapi tetap memiliki akar pokok yang terlihat jelas.

b.      Akar serabut, akar ini tidak memiliki akar pokok dan dibagian pangkal akar langsung memiliki percabangan yang terlihat seperti langsung menempel pada pangkal batang. Akar yang menyusun akar serabut kecil-kecil berbentuk sepoerti benang. Akar yang menyusun akar ini juga memiliki struktur yang keras kaku dan cukup besar seperti tambang.

Pada akar, akan kita temui akar yang mempunyai sifat dan tugas khusus yang berdiferensiasi karena kebutuhannya sehingga menjadi ciri tersendiri bagi tumbuhan tersebut, misalnya :
a.      Akar udara atau akar gantung (Radix aereurus). Akar ini keluar dari bagian diatas tanah menggantung diudara dan tumbuh kebawah hingga setinggi tempat keluarnya akar tersebut. Saat tergantung, akar ini memiliki tugas menyerap air dan zat gas di udara (CO2) dan beberapa tumbuhan memiliki kemampuan khusus untuk menyimpan air dan udara yang disebut velamen (misalnya akar anggerik kalajengking), akar yang biasanya terdapat diatas tanah dan bias menjadi batang adalah pada tanaman beringin (Ficus benjamina L.).




b.      Akar penggerek atau akar penghisap (haustorium), biasanya dimiliki oleh tanaman yang hidup secara parasite dan mengambil zat-zat makanan dari tumbuhan lain sebagai inangnya. Akar jenis ini akan masuk sampai kebagian dalam kayu si inang seperti akar dari benalu (Cuscuta Australia R. Br.).




c.       Akar pelekat (radix adligans) adalah akar yang keluar dari buku-buku batang menjat dan menempel pada penunjangnya bias berupa benda mati hinggan tumbuhan yang mmasih hidup. Akar jenis ini dapat kita jumpai pada tanaman lada (Piper nigrum L.) dan sirih (Piper betle L.).




d.      Akar pembelit (cirrhus radicalis), akar yang satu ini memiliki kemampuan membelit untuk memanjat pada penunjangnya. Akar pembelit tidak bersifat parasite tetapi saprofit, tetapi jika akr ini terus tumbuh pada batang tumbuhan lain dan menutupi batang penunjangnya dengan kuat, hal ini dapat berbahaya dan akan membuat si penunjang sulit bernapas dengan lentisel yang ada di batangnya. Akar pembelit dibagi menjadi dua yaitu pembelit kearah kanan dan kiri. Arah pembelit dapat ditentukan dengan melihatnya dari pangkal akar.





e.      Akar napas (pneumatophora), yaitu cabang-cabang akar yang tumbuh tegak lurus keatas hingga muncul dari permukaan tanah atau air tempat tumbuhnya tumbuhan. Akar ini memiliki banya celah atau lubang yang digunakan sebagai jalan masuknya udara. Tumbuhan yang memiliki akar jenis ini biasanya tumbuh pada tanah yang tidak memiliki kadar oksigen yang cukup misalnya pada tumbuhan kayu api (Avicennia) dan bogem (Sonneratla).


 bogem
 kayu api


f.        Akar tunjang, akar ini tumbuh pada bagian bawah batang sehingga seolah-olah telah menunjang batang yang ada diatasnya agar tidak roboh. Akar jenis ini dimiliki oleh tumbuhan yang tumbuh di tanah atau air yang kekurangan oksigen, sehingga akar ini memiliki dua tugas yaitu menunjang batang dan berguna sebagai tempat pengambilan oksigen dari udara. Akar jenis ini dimiliki oleh tumbuhan bakau (Rhyzophora conjugata) dan pohon pandan (Pandanus tectorius Sol).



 

g.      Akar lutut, yaitu akar yang memiliki bentuk seperti lutut. Akar ini tumbuh keatas lalu setelah membentuk sudut akar ini akan tumbuh kebawah dan masuk lagi ke tanah. Akar jenis ini berguna sebagai pengambil oksigen dari udara hanya saja tumbuh seperti lutut.


                                                                    akar lutut sebelah kiri

h.      Akar banir atau akar papan, memiliki akar yang hampir sama dengan akar lutut tetapi membentuk seperti papan yang sedang diletakkan miring untuk berdirinya tumbuhanyang tinggi dan besar misalnya pada sukun (Artocarpus communis G. Frost.) dan kenari (Canarium commune L.).






daftar pustaka
Gembong Tjitrosoepomo. 1993. Taksonomi Umum. 1993. Yogyakarta: Gajah Mada University Press

Selasa, 07 Maret 2017

Pengertian dan Macam Keanekaragaman Ekosistem


Pengertian dan Macam Keanekaragaman Ekosistem
Keanekaragaman ekosistem adalah keanekaragaman yang ditemukan dalam suatu ekosistem. Keanekaragaman ekosistem dapat terjadi karena perbedaan letak geografis.
Perbedaan letak geografis menyebabkan perbedaan iklim. Perbedaan iklim menyebabkan terjadinya perbedaan temperatur, curah hujan, intensitas cahaya matahari, dan lamanya penyinaran. Keadaan ini akan berpengaruh terhadap jenis-jenis flora (tumbuhan) dan fauna (hewan) yang menempati suatu daerah. Di daerah dingin terdapat bioma Tundra. Di tempat ini tidak ada pohon, yang tumbuh hanya jenis lumut. Hewan yang dapat hidup, antara lain rusa kutub dan beruang kutub. Di daerah beriklim sedang terdapat bioma Taiga. Jenis tumbuhan yang paling sesuai untuk daerah ini adalah tumbuhan conifer, dan fauna/hewannya antara lain anjing hutan, dan rusa kutub. Pada iklim tropis terdapat hutan hujan tropis. Hutan hujan tropis memiliki flora (tumbuhan) dan fauna (hewan) yang sangat kaya dan beraneka ragam. Keanekaragaman jenis-jenis flora dan fauna yang menempati suatu daerah akan membentuk ekosistem yang berbeda.
Macam-macam Ekosistem
Secara garis besar ekosistem dibedakan menjadi ekosistem darat dan ekosistem perairan. Ekosistem perairan dibedakan atas ekosistem air tawar dan ekosistem air Laut.
      a.  Ekosistem darat
    Ekosistem darat ialah ekosistem yang lingkungan fisiknya berupa daratan. Berdasarkan letak geografisnya (garis lintangnya), ekosistem darat dibedakan menjadi beberapa bioma, yaitu sebagai berikut.
1)     Bioma gurun
Beberapa Bioma gurun terdapat di daerah tropis (sepanjang garis balik) yang berbatasan dengan padang rumput. Ciri-ciri bioma gurun adalah gersang dan curah hujan rendah (25 cm/tahun). Suhu slang hari tinggi (bisa mendapai 45°C) sehingga penguapan juga tinggi, sedangkan malam hari suhu sangat rendah (bisa mencapai 0°C). Perbedaan suhu antara siang dan malam sangat besar. Tumbuhan semusim yang terdapat di gurun berukuran kecil. Selain itu, di gurun dijumpai pula tumbuhan menahun berdaun seperti duri contohnya kaktus, atau tak berdaun dan memiliki akar panjang serta mempunyai jaringan untuk menyimpan air. Hewan yang hidup di gurun antara lain rodentia, ular, kadal, katak, dan kalajengking.
2)     Bioma padang rumput
Bioma ini terdapat di daerah yang terbentang dari daerah tropik ke subtropik. Ciri-cirinya adalah curah hujan kurang lebih 25-30 cm per tahun dan hujan turun tidak teratur. Porositas (peresapan air) tinggi dan drainase (aliran air) cepat. Tumbuhan yang ada terdiri atas tumbuhan terna (herbs) dan rumput yang keduanya tergantung pada kelembapan. Hewannya antara lain: bison, zebra, singa, anjing liar, serigala, gajah, jerapah, kangguru, serangga, tikus dan ular
3)     Bioma Hutan Basah
Bioma Hutan Basah terdapat di daerah tropika dan subtropik.
Ciri-cirinya adalah, curah hujan 200-225 cm per tahun. Species pepohonan relatif banyak, jenisnya berbeda antara satu dengan yang lainnya tergantung letak geografisnya. Tinggi pohon utama antara 20-40 m, cabang-cabang pohon tinngi dan berdaun lebat hingga membentuk tudung (kanopi). Dalam hutan basah terjadi perubahan iklim mikro (iklim yang langsung terdapat di sekitar organisme). Daerah tudung cukup mendapat sinar matahari. Variasi suhu dan kelembapan tinggi/besar; suhu sepanjang hari sekitar 25°C. Dalam hutan basah tropika sering terdapat tumbuhan khas, yaitu liana (rotan), kaktus, dan anggrek sebagai epifit. Hewannya antara lain, kera, burung, badak, babi hutan, harimau, dan burung hantu.
4)     Bioma hutan gugur
Bioma hutan gugur terdapat di daerah beriklim sedang,
Ciri-cirinya adalah curah hujan merata sepanjang tahun. Terdapat di daerah yang mengalami empat musim (dingin, semi, panas, dan gugur). Jenis pohon sedikit (10 s/d 20) dan tidak terlalu rapat. Hewannya antara lain rusa, beruang, rubah, bajing, burung pelatuk, dan rakoon (sebangsa luwak).
5)     Bioma taiga
Bioma taiga terdapat di belahan bumi sebelah utara dan di pegunungan daerah tropik. Ciri-cirinya adalah suhu di musim dingin rendah. Biasanya taiga merupakan hutan yang tersusun atas satu spesies seperti konifer, pinus, dap sejenisnya. Semak dan tumbuhan basah sedikit sekali. Hewannya antara lain moose, beruang hitam, ajag, dan burung-burung yang bermigrasi ke selatan pada musim gugur.
6)     Bioma tundra
Bioma tundra terdapat di belahan bumi sebelah utara di dalam lingkaran kutub utara dan terdapat di puncak-puncak gunung tinggi. Pertumbuhan tanaman di daerah ini hanya 60 hari. Contoh tumbuhan yang dominan adalah Sphagnum, liken, tumbuhan biji semusim, tumbuhan kayu yang pendek, dan rumput. Pada umumnya, tumbuhannya mampu beradaptasi dengan keadaan yang dingin. Hewan yang hidup di daerah ini ada yang menetap dan ada yang datang pada musim panas, semuanya berdarah panas. Hewan yang menetap memiliki rambut atau bulu yang tebal, contohnya muscox, rusa kutub, beruang kutub, dan insekta terutama nyamuk dan lalat hitam. 
      b.     Ekosistem Air Tawar
Ciri-ciri ekosistem air tawar antara lain variasi suhu tidak menyolok, penetrasi cahaya kurang, dan terpengaruh oleh iklim dan cuaca. Macam tumbuhan yang terbanyak adalah jenis ganggang, sedangkan lainnya tumbuhan biji. Hampir semua filum hewan terdapat dalam air tawar. Organisme yang hidup di air tawar pada umumnya telah beradaptasi.
Adaptasi organisme air tawar adalah sebagai berikut.
1)     Adaptasi tumbuhan
Tumbuhan yang hidup di air tawar biasanya bersel satu dan dinding selnya kuat seperti beberapa alga biru dan alga hijau. Air masuk ke dalam sel hingga maksimum dan akan berhenti sendiri. Tumbuhan tingkat tinggi, seperti teratai (Nymphaea gigantea), mempunyai akar jangkar (akar sulur). Hewan dan tumbuhan rendah yang hidup di habitat air, tekanan osmosisnya sama dengan tekanan osmosis lingkungan atau isotonis.
2)     Adaptasi hewan
Ekosistem air tawar dihuni oleh nekton. Nekton merupakan hewan yang bergerak aktif dengan menggunakan otot yang kuat. Hewan tingkat tinggi yang hidup di ekosistem air tawar, misalnya ikan, dalam mengatasi perbedaan tekanan osmosis melakukan osmoregulasi untuk memelihara keseimbangan air dalam tubuhnya melalui sistem ekskresi, insang, dan pencernaan. Habitat air tawar merupakan perantara habitat laut dan habitat darat.
Penggolongan organisme dalam air dapat berdasarkan aliran energi dan kebiasaan hidup.
1.      Berdasarkan aliran energi, organisme dibagi menjadi autotrof (tumbuhan), dan fagotrof (makrokonsumen), yaitu karnivora predator, parasit, dan saprotrof atau organisme yang hidup pada substrat sisa-sisa organisme.
2.      Berdasarkan kebiasaan hidup, organisme dibedakan sebagai berikut.
a.   Plankton; terdiri alas fitoplankton dan zooplankton, biasanya melayang-layang (bergerak pasif) mengikuti gerak aliran air.
b.      Nekton; hewan yang aktif berenang dalam air, misalnya ikan.
c.    Neuston; organisme yang mengapung atau berenang di permukaan air atau bertempat pada permukaan air, misalnya serangga air.
d.    Perifiton; merupakan tumbuhan atau hewan yang melekat/bergantung pada tumbuhan atau benda lain, misalnya keong.
e.     Bentos; hewan dan tumbuhan yang hidup di dasar atau hidup pada endapan. Bentos dapat sessil (melekat) atau bergerak bebas, misalnya cacing dan remis. Lihat Gambar.
Ekosistem air tawar digolongkan menjadi air tenang dan air mengalir. Termasuk ekosistem air tenang adalah danau dan rawa, termasuk ekosistem air mengalir adalah sungai.
1.     Danau
Danau merupakan suatu badan air yang menggenang dan luasnya mulai dari beberapa meter persegi hingga ratusan meter persegi.
Di danau terdapat pembagian daerah berdasarkan penetrasi cahaya matahari. Daerah yang dapat ditembus cahaya matahari sehingga terjadi fotosintesis disebut daerah fotik. Daerah yang tidak tertembus cahaya matahari disebut daerah afotik. Di danau juga terdapat daerah perubahan temperatur yang drastis atau termoklin. Termoklin memisahkan daerah yang hangat di atas dengan daerah dingin di dasar.
Komunitas tumbuhan dan hewan tersebar di danau sesuai dengan kedalaman dan jaraknya dari tepi. Berdasarkan hal tersebut danau dibagi menjadi 4 daerah sebagai berikut.
a)     Daerah litoral
Daerah ini merupakan daerah dangkal. Cahaya matahari menembus dengan optimal. Air yang hangat berdekatan dengan tepi. Tumbuhannya merupakan tumbuhan air yang berakar dan daunnya ada yang mencuat ke atas permukaan air. Komunitas organisme sangat beragam termasuk jenis-jenis ganggang yang melekat (khususnya diatom), berbagai siput dan remis, serangga, krustacea, ikan, amfibi, reptilia air dan semi air seperti kura-kura dan ular, itik dan angsa, dan beberapa mamalia yang sering mencari makan di danau.
b)     Daerah limnetik
Daerah ini merupakan daerah air bebas yang jauh dari tepi dan masih dapat ditembus sinar matahari. Daerah ini dihuni oleh berbagai fitoplankton, termasuk ganggang dan sianobakteri.
c)      Daerah profundal
Daerah ini merupakan daerah yang dalam, yaitu daerah afotik danau. Mikroba dan organisme lain menggunakan oksigen untuk respirasi seluler setelah mendekomposisi detritus yang jatuh dari daerah limnetik. Daerah ini dihuni oleh cacing dan mikroba.
d)     Daerah bentik
Daerah ini merupakan daerah dasar danau tempat terdapatnya bentos
dan sisa-sisa organisme mati. 



Danau juga dapat dikelompokkan berdasarkan produksi materi organik-nya, yaitu sebagai berikut :
a.       Danau Oligotropik
Oligotropik merupakan sebutan untuk danau yang dalam dan
kekurangan makanan, karena fitoplankton di daerah limnetik tidak
produktif. Ciricirinya, airnya jernih sekali, dihuni oleh sedikit organisme,
dan di dasar air banyak terdapat oksigen sepanjang tahun.
b.      Danau Eutropik
Eutropik merupakan sebutan untuk danau yang dangkal dan kaya akan
kandungan makanan, karena fitoplankton sangat produktif. Ciri-cirinya
adalah airnya keruh, terdapat bermacam-macam organisme, dan
oksigen terdapat di daerah profundal.
Danau oligotrofik dapat berkembang menjadi danau eutrofik akibat adanya materi-materi organik yang masuk dan endapan. Perubahan ini juga dapat dipercepat oleh aktivitas manusia, misalnya dari sisa-sisa pupuk buatan pertanian dan timbunan sampah kota yang memperkaya danau dengan buangan sejumlah nitrogen dan fosfor. Akibatnya terjadi peledakan populasi ganggang atau blooming, sehingga terjadi produksi detritus yang berlebihan yang akhirnya menghabiskan suplai oksigen di danau tersebut.
Pengkayaan danau seperti ini disebut "eutrofikasi". Eutrofikasi membuat air tidak dapat digunakan lagi dan mengurangi nilai keindahan danau.
2.     Sungai
Sungai adalah suatu badan air yang mengalir ke satu arah. Air sungai dingin dan jernih serta mengandung sedikit sedimen dan makanan. Aliran air dan gelombang secara konstan memberikan oksigen pada air. Suhu air bervariasi sesuai dengan ketinggian dan garis lintang.
Komunitas yang berada di sungai berbeda dengan danau. Air sungai yang mengalir deras tidak mendukung keberadaan komunitas plankton untuk berdiam diri, karena akan terbawa arus. Sebagai gantinya terjadi fotosintesis dari ganggang yang melekat dan tanaman berakar, sehingga dapat mendukung rantai makanan.

      c.      Ekosistem air laut
Ekosistem air laut dibedakan atas lautan, pantai, estuari, dan terumbu karang.

1.     Laut
Habitat laut (oseanik) ditandai oleh salinitas (kadar garam) yang tinggi dengan ion CI- mencapai 55% terutama di daerah laut tropik, karena suhunya tinggi dan penguapan besar. Di daerah tropik, suhu laut sekitar 25°C. Perbedaan suhu bagian atas dan bawah tinggi. Batas antara lapisan air yang panas di bagian atas dengan air yang dingin di bagian bawah disebut daerah termoklin.
Di daerah dingin, suhu air laut merata sehingga air dapat bercampur, maka daerah permukaan laut tetap subur dan banyak plankton serta ikan. Gerakan air dari pantai ke tengah menyebabkan air bagian atas turun ke bawah dan sebaliknya, sehingga memungkinkan terbentuknya rantai makanan yang berlangsung balk. Habitat laut dapat dibedakan berdasarkan kedalamannya dan wilayah permukaannya secara horizontal.
1. Menurut kedalamannya, ekosistem air laut dibagi sebagai berikut.
a.       Litoral merupakan daerah yang berbatasan dengan darat.
b.  Neretik merupakan daerah yang masih dapat ditembus cahaya matahari sampai bagian dasar dalamnya ± 300 meter.
c.       Batial merupakan daerah yang dalamnya berkisar antara 200-2500 m
d.  Abisal merupakan daerah yang lebih jauh dan lebih dalam dari pantai (1.500-10.000 m).
2. Menurut wilayah permukaannya secara horizontal, berturut-turut dari tepi laut semakin ke tengah, laut dibedakan sebagai berikut.
a.       Epipelagik merupakan daerah antara permukaan dengan kedalaman
air sekitar 200 m.
b.      Mesopelagik merupakan daerah dibawah epipelagik dengan kedalam
an 200-1000 m. Hewannya misalnya ikan hiu.
c.       Batiopelagik merupakan daerah lereng benua dengan kedalaman
200-2.500 m. Hewan yang hidup di daerah ini misalnya gurita.
d.      Abisalpelagik merupakan daerah dengan kedalaman mencapai
4.000m; tidak terdapat tumbuhan tetapi hewan masih ada. Sinar
matahari tidak mampu menembus daerah ini.
e.       Hadal pelagik merupakan bagian laut terdalam (dasar). Kedalaman
lebih dari 6.000 m. Di bagian ini biasanya terdapat lele laut dan
ikan Taut yang dapat mengeluarkan cahaya. Sebagai produsen di
tempat ini adalah bakteri yang bersimbiosis dengan karang
tertentu.
Di laut, hewan dan tumbuhan tingkat rendah memiliki tekanan osmosis sel yang hampir sama dengan tekanan osmosis air laut. Hewan tingkat tinggi beradaptasi dengan cara banyak minum air, pengeluaran urin sedikit, dan pengeluaran air dengan cara osmosis melalui insang. Garam yang berlebihan diekskresikan melalui insang secara aktif.

      2.     Ekosistem pantai
Ekosistem pantai letaknya berbatasan dengan ekosistem darat, laut, dan daerah pasang surut. Ekosistem pantai dipengaruhi oleh siklus harian pasang surut laut. Organisme yang hidup di pantai memiliki adaptasi struktural sehingga dapat melekat erat di substrat keras. Daerah paling atas pantai hanya terendam saat pasang naik tinggi. Daerah ini dihuni oleh beberapa jenis ganggang, moluska, dan remis yang menjadi konsumsi bagi kepiting dan burung pantai.
Daerah tengah pantai terendam saat pasang tinggi dan pasang rendah. Daerah ini dihuni oleh ganggang, porifera, anemon laut, remis dan kerang, siput herbivora dan karnivora, kepiting, landak laut, bintang laut, dan ikan-ikan kecil. Daerah pantai terdalam terendam saat air pasang maupun surut. Daerah ini dihuni oleh beragam invertebrata dan ikan serta rumput laut.
Komunitas tumbuhan berturut-turut dari daerah pasang surut ke arah darat dibedakan sebagai berikut.
1.      Formasi pes caprae
Dinamakan demikian karena yang paling banyak tumbuh di gundukan pasir adalah tumbuhan Ipomoea pes caprae yang tahan terhadap hempasan gelombang dan angin; tumbuhan ini menjalar dan berdaun tebal. Tumbuhan lainnya adalah Spinifex littorius (rumput angin), Vigna, Euphorbia atoto, dan Canaualia martina. Lebih ke arah darat lagi ditumbuhi Crinum asiaticum (bakung), Pandanus tectorius (pandan), dan Scaeuola Fruescens (babakoan).
2.       Formasi baringtonia
Daerah ini didominasi tumbuhan baringtonia, termasuk di dalamnya Wedelia, Thespesia, Terminalia, Guettarda, dan Erythrina.
Bila tanah di daerah pasang surut berlumpur, maka kawasan ini berupa hutan bakau yang memiliki akar napas. Akar napas merupakan adaptasi tumbuhan di daerah berlumpur yang kurang oksigen. Selain berfungsi untuk mengambil oksigen, akar ini juga dapat digunakan sebagai penahan dari pasang surut gelombang. Yang termasuk tumbuhan di hutan bakau antara lain Nypa, Acathus, Rhizophora, dan Cerbera.
Jika tanah pasang surut tidak terlalu basah, pohon yang sering tumbuh adalah: Heriticra, Lumnitzera, Acgicras, dan Cylocarpus.

      3.      Estuari
Estuari (muara) merupakan tempat bersatunya sungai dengan laut. Estuari sering dipagari oleh lempengan lumpur intertidal yang luas atau rawa garam. Salinitas air berubah secara bertahap mulai dari daerah air tawar ke laut. Salinitas ini juga dipengaruhi oleh siklus harian dengan pasang surut aimya. Nutrien dari sungai memperkaya estuari. Komunitas tumbuhan yang hidup di estuari antara lain rumput rawa garam, ganggang, dan fitoplankton. Komunitas hewannya antara lain berbagai cacing, kerang, kepiting, dan ikan. Bahkan ada beberapa invertebrata laut dan ikan laut yang menjadikan estuari sebagai tempat kawin atau bermigrasi untuk menuju habitat air tawar. Estuari juga merupakan tempat mencari makan bagi vertebrata semi air, yaitu unggas air. 
     4.        Terumbu karang
Di laut tropis, pada daerah neritik, terdapat suatu komunitas yang khusus yang terdiri dari karang batu dan organisme-organisme lainnya. Komunitas ini disebut terumbu karang. Daerah komunitas ini masih dapat ditembus cahaya matahari sehingga fotosintesis dapat berlangsung.
Terumbu karang didominasi oleh karang (koral) yang merupakan kelompok Cnidaria yang mensekresikan kalsium karbonat. Rangka dari kalsium karbonat ini bermacammacam bentuknya dan menyusun substrat tempat hidup karang lain dan ganggang. Hewan-hewan yang hidup di karang memakan organisme mikroskopis dan sisa organik lain. Berbagai invertebrata, mikro organisme, dan ikan, hidup di antara karang dan ganggang. Herbivora seperti siput, landak laut, ikan, menjadi mangsa bagi gurita, bintang laut, dan ikan karnivora.